Minggu, 14 September 2014

Pengembangan Peserta Didik "Krisis Kepercayaan Diri"

KATA  PENGANTAR

                        Puji syukur  kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan penyertaan-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Krisis Kepercayaan Diri Pada Remaja”. Meskipun terdapat rintangan atau hambatan yang dialami dalam proses penyusunan, tapi akhirnya saya berhasil menyelesaikan makalah ini dengan baik.
                        Saya mengucapkan terima kasih kepada Dra. Sumarni M.Pd sebagai dosen mata kuliah Pengembangan Peserta Didik di Universitas Palangka Raya yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini yang berguna untuk menambah dan pengetahuan terkhusus bagi saya sebagai penyusun.
               Makalah ini akan membahas mengenai apa itu percaya diri dan hubungannya dengan remaja, faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri, dampak-dampak yang muncul akibat rasa tidak percaya diri, dan solusi untuk mengatasi krisis kepercayaan diri pada remaja.
                        Tentunya ada hal – hal yang ingin saya berikan kepada masyarakat terutama kepada para generasi muda  dari hasil makalah ini. Karena itu saya berharap semoga makalah yang saya buat ini menjadi sesuatu yang berguna  bagi kita bersama.


                                                                                    Palangka Raya, 3 Juni 2014


                                                                                                  Penyusun







DAFTAR  ISI

            KATA PENGANTAR………………………………………………………………...i
            DAFTAR ISI……………………………………………………………………… …ii
           
BAB  I    PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang………………………………………………………………...1
1.2     Tujuan Penulisan……………………………………………………………...2
1.3     Batasan Masalah……………………………………………………………....2
1.4     Rumusan Masalah…………………………………………………………….2
BAB  II  KAJIAN TEORITIS
     2.1 Pengertian Percaya Diri……………………………………………………….3
     2.2  Karakteristik Kepercayaan Diri……………………………………………….4
     2.3 Aspek -  Aspek Kepercayaan Diri…………………………………………….5
           
BAB III     PEMBAHASAN
     3.1  Rasa Percaya Diri dan Hubungannya dengan Remaja…………….……..…...6
3.2  Faktor – faktor yang Mempengaruhi Rasa Percaya Diri….…………………..8
              3.3   Dampak – dampak Akibat Rasa Tidak Percaya Diri………………………...10
3.4  Cara Mengatasi Krisis Kepercayaan Diri …………………………………....13

            BAB IV  PENUTUP
                 4.1  Kesimpulan…………………………………………………………………...18
                 4.2  Saran………………………………………………………………………….18

            DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………......19
           
 BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang pasti mempunyai masalah. Salah satunya adalah masalah yang ada pada dirinya, yaitu kepercayaan diri. Semua orang sebenarnya punya masalah dengan istilah yang satu ini. Ada orang yang merasa telah kehilangan rasa kepercayaan diri di hampir keseluruhan fase hidupnya. Hal itu dapat saja terkait dengan persoalan misalnya : krisis diri, depresi, hilang kendali, merasa tak  punya masa depan, dan lain-lain. Ada juga orang yang merasa belum percaya diri dengan apa yang dilakukannya atau dengan apa yang ditekuninya. Ada juga orang yang merasa kurang percaya diri ketika menghadapi situasi atau keadaan tertentu.
Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan mereka sendiri serta memiliki pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan mereka tidak terwujud, mereka tetap berpikiran positif dan dapat menerimanya. Pada remaja rasa kepercayaan diri sangatlah penting. Hal itu tidak lain untuk menunjukkan eksistabilitas diri mereka di depan banyak orang. Namun, saat ini masih banyak remaja yang tidak memiliki rasa percaya diri.
Masalah krisis kepercayaan diri (krisis PD)  pada remaja saat ini menjadi salah satu masalah klasik yang selalu dialami oleh sebagian remaja kita. Sebenarnya, masalah ini jika dibiarkan berlama-lama tanpa adanya perubahan dalam diri remaja, dapat menjadi bumerang bagi remaja itu sendiri. Bisa jadi, potensi yang ada dalam diri remaja justru terhambat karena hanya sebuah permasalahan yang sebenarnya tidak perlu jadi masalah. Ataupun banyak dampak negatif lainnya yang akan dialami seorang remaja akibat hal tersebut. Maka dari itu, dalam makalah ini saya akan membahas tentang hal-hal yang berhubungan dengan topik makalah ini, yaitu  Krisis Kepercayaan Diri Pada Remaja.



1.2. Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk ;
       1)  Memenuhi tugas Mata Kuliah Pengembangan Peserta Didik.
       2)  Membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri.
       3)  Membahas mengenai dampak-dampak yang muncul akibat rasa tidak percaya diri.
       4)  Memberi informasi mengenai solusi bagaimana mengatasi krisis kepercayaan diri.


1.3. Batasan Masalah
Ruang lingkup pembahasan dalam makalah ini adalah :
1)      Pengertian dari percaya diri dan hubungannya dengan masa remaja.
2)      Faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri.
3)      Dampak-dampak yang muncul akibat rasa tidak percaya diri.
4)      Solusi untuk mengatasi krisis kepercayaan diri pada remaja.

1.4. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1)  Apakah hubungan rasa kepercayaan diri dengan proses perkembangan remaja ?
2)  Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri ?
3)  Apa dampak-dampak yang akan muncul akibat adanya rasa tidak percaya diri ?
4)  Bagaimana solusi untuk mengatasi rasa tidak percaya diri, terkhusus pada remaja ?


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1  Pengertian Percaya Diri
             Kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan dan sikap seseorang terhadap kemampuan pada dirinya sendiri dengan menerima secara apa adanya baik positif maupun negatif yang dibentuk dan dipelajari melalui proses belajar dengan tujuan untuk kebahagiaan dirinya. Seseorang yang percaya diri dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan tahapan perkembangan dengan baik, merasa berharga, mempunyai keberanian, dan kemampuan untuk meningkatkan prestasinya, mempertimbangkan berbagai pilihan, serta membuat keputusan sendiri merupakan perilaku yang mencerminkan percaya diri (Lie, 2003). (http://tulisantantim.wordpress.com)
Percaya diri adalah modal dasar seorang manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhan sendiri. Seseorang mempunyai kebutuhan untuk kebebasan berfikir dan berperasaan sehingga seseorang yang mempunyai kebebasan berfikir dan berperasaan akan tumbuh menjadi manusia dengan rasa percaya diri. Salah satu langkah pertama dan utama dalam membangun rasa percaya diri dengan memahami dan meyakini bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Kelebihan yang ada didalam diri seseorang harus dikembangkan dan dimanfaatkan agar menjadi produktif dan berguna bagi orang lain (Hakim, 2002). (http://tulisantantim.wordpress.com)                                      Kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya, sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Lauster menggambarkan bahwa orang yang mempunyai kepercayaan diri memiliki ciri-ciri tidak mementingkan diri sendiri (toleransi), tidak membutuhkan dorongan orang lain, optimis dan gembira. Lauster (2002:4) (http://tulisantantim.wordpress.com)             
Percaya diri berawal dari tekad pada diri sendiri, untuk melakukan segalanya yang kita inginkan dan butuhkan dalam hidup. Percaya diri terbina dari keyakinan diri sendiri, sehingga kita mampu menghadapi tantangan hidup apapun dengan berbuat sesuatu. Angelis (2003:10) (http://tulisantantim.wordpress.com)                             
Kepercayaan diri dapat diartikan sebagai suatu kepercayaan terhadap diri sendiri yang dimiliki oleh setiap orang dalam kehidupannya serta bagaimana orang tersebut memandang dirinya secara utuh dengan mengacu pada konsep diri. Rahmat (2000:109). (http://tulisantantim.wordpress.com)
Percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri. (Thantaway dalam Kamus istilah Bimbingan dan Konseling (2005:87)). (http://bambang-rustanto.blogspot.com)




2.2  Karakteristik Kepercayaan diri
Berbagai karakteristik  individu  yang memiliki kepercayaan diri telah banyak diungkapkan oleh beberapa ahli. Menurut Lauster (2002:4) terdapat beberapa karakteristik untuk menilai kepercayaan diri individu, diantara­nya: 
(1)   Percaya kepada ke­mampuan sendiri, yaitu suatu keyakinan atas diri sendiri terhadap segala fenomena yang terjadi yang ber­hubungan de­ngan kemampuan individu untuk mengevaluasi serta mengatasi fenomena yang terjadi tersebut.
(2)   Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan, yaitu dapat ber­tindak dalam meng­ambil keputusan ter­hadap apa yang dilakukan se­cara mandiri tan­pa adanya keterlibatan orang lain. Se­lain itu, mempunyai kemampuan untuk me­­yakini tindakan yang diambilnya ter­sebut.
 (3)  Memiliki konsep diri yang positif, yaitu adanya penilaian yang baik dari dalam diri sendiri, baik dari pan­dangan maupun tindakan yang dilaku­kan yang menim­bulkan rasa positif terhadap diri sendiri.
 (4)  Berani mengungkapkan pendapat, yaitu ada­nya suatu sikap untuk mampu meng­utarakan sesuatu dalam diri yang ingin diung­kap­kan kepada orang lain tanpa adanya paksaan atau hal yang dapat menghambat pengungkapan pera­saan ter­sebut. (http://bambang-rustanto.blogspot.com)



2.3  Aspek-Aspek Kepercayaan diri
Menurut Lauster (Ghufron, 2010:35) ada beberapa aspek dari kepercayaan diri sebagai berikut:
(1)   Keyakinan akan kemampuan diri, yaitu sikap positif seseorang tentang dirinya bahwa dia bersungguh-sungguh akan apa yang dilakukannya.
(2) Optimis yaitu sikap positif seseorang yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan dan kemauan.
(3)   Obyektif yaitu orang yang percaya diri memandang permasalahan atau segala sesuatu sesuai dengan kebenaran semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri.
(4)   Bertanggung jawab yaitu seseorang yang bersedia untuk menanggung segala sesuatu yang menjadi konsekuensinya.
 (5)  Rasional dan realistis yaitu analisa tehadap suatu masalah, suatu hal, suatu kejadian dengan menggunakan pemikiran yang diterima oleh akal sesuai dengan kenyataan. (http://bambang-rustanto.blogspot.com)

Menurut Thursan Hakim (2002:6) rasa percaya diri tidak muncul begitu saja pada diri seseorang ada proses tertentu didalam pribadinya sehingga terjadilah pembentukan rasa percaya diri.Terbentuknya rasa percaya diri yang kuat terjadi melalui proses: Pertama terbentuknya kepribadian yang baik sesuai dengan proses perkembangan yang melahirkan kelebihan-kelebihan tertentu. Kedua pemahaman seseorang terhadap kelebihan-kelebihan yang dimilikinya dan melahirkan keyakinan kuat untuk bisa berbuat segala sesuatu dengan memanfaatkan kelebihan kelebihannya. Ketiga pemahaman dan reaksi positif seseorang terhadap kelemahan-kelemahan yang dimilikinya agar tidak menimbulkan rasa rendah diri atau rasa sulit menyesuaikan diri. Keempat pengalaman didalam menjalani berbagai aspek kehidupan dengan menggunakan segala kelebihan yang ada pada dirinya. (http://bambang-rustanto.blogspot.com)
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa aspek-aspek dari rasa percaya diri yaitu kemampuan yang dimiliki individu untuk mengembangkan diri, berpikir realistis , tidak mudah putus asa, bertindak dengan tegas,selalu berpikiran positif. (http://bambang-rustanto.blogspot.com)



BAB III
PEMBAHASAN

3.1  Rasa Percaya Diri dan Hubungannya dengan Remaja
Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan mereka sendiri serta memiliki pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan mereka tidak terwujud, mereka tetap berpikiran positif dan dapat menerimanya.                                                   Menurut ahli Psikologi Sigmund Fred, kepercayaan diri adalah sesuatu tingkatan rasa sugesti tertentu yang berkembang dalam diri seseorang sehingga merasa yakin dalam berbuat sesuatu. Menurut Thantaway dalam Kamus istilah Bimbingan dan Konseling (2005:87), percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan.                 
Masa remaja dikenal sebagai salah satu periode dalam rentang kehidupan manusia yang memiliki beberapa keunikan tersendiri. Keunikan tersebut bersumber dari kedudukan masa remaja sebagai periode transisional antara masa kanak-kanak dan masa dewasa atau yang lebih kita kenal dengan pubertas. Kita semua mengetahui bahwa antara anak-anak dengan orang dewasa ada beberapa perbedaan yang selain bersifat biologis atau fisiologis juga bersifat psikologis. 
          Masa ini sikap individu mengalami berbagai perubahan baik fisik maupun psikis. Perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik, dimana tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula dengan berkembangnya kapasitas reproduktif. Selain itu remaja juga berubah secara kognitif dan mulai mampu berpikir abstrak seperti orang dewasa. Pada periode ini pula remaja mulai melepaskan diri secara emosional dari orang tua dalam rangka menjalankan peran sosialnya yang baru sebagai orang dewasa.
          Pada masa pubertas dapat dikatakan bahwa ciri umum yang menonjol pada masa remaja adalah berlangsungnya perubahan itu sendiri, yang dalam interaksinya dengan lingkungan sosial membawa berbagai dampak pada perilaku remaja. Pubertas merupakan periode yang singkat, namun bagi sebagian orang dianggap sebagai periode yang sulit bagi remaja dan mempengaruhi keadaan fisik dan psikologis remaja di masa selanjutnya. 

Remaja laki – laki dan perempuan dalam memasuki masa remaja atau praremaja yaitu sama-sama memiliki perubahan fisik yang nyata. Adanya perubahan fisik tersebut menyebabkan timbulnya rasa tidak percaya diri,  seperti tubuhnya dinilai kurang / tidak ideal baik oleh orang lain maupun oleh dirinya sendiri, atau merasa tidak memiliki kelebihan yang bisa dipakai sebagai modal dalam bergaul. Rasa kurang percaya diri ini kemudian menyebar ke hal-hal yang lain, misalnya malu untuk berhubungan dengan orang lain, tidak percaya diri untuk tampil di muka umum, menarik diri, pendiam, malas bergaul dengan lawan jenis atau bahkan kemudian menjadi seorang yang pemarah, sinis, dan lain-lain. Rasa percaya diri ini sebenarnya merupakan salah satu indikator kecerdasan emosional yang berhubungan dengan kemampuan untuk memahami kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh seorang remaja. Lebih lanjut dikatakan bahwa remaja yang memiliki rasa percaya diri yang besar, secara tidak langsung juga akan memperbesar peluang keberhasilan remaja dalam kehidupan sosial kemasyarakatan yang merupakan bagian dari suatu tatanan interaksi sosial.                      


Berdasarkan literatur ilmiahnya, ada beberapa istilah yang terkait dengan persoalan rasa percaya diri, antara lain :
1. Self-concept: bagaimana Anda menyimpulkan diri anda secara keseluruhan, bagaimana Anda melihat potret diri Anda secara keseluruhan, bagaimana Anda mengkonsepsikan diri anda secara keseluruhan.
2. Self-esteem: sejauh mana Anda punya perasaan positif terhadap diri Anda, sejauhmana Anda punya sesuatu yang Anda rasakan bernilai atau berharga dari diri Anda, sejauh mana Anda meyakini adanya sesuatu yang bernilai, bermartabat atau berharga di dalam diri Anda
3. Self efficacy: sejauh mana Anda punya keyakinan atas kapasitas yang Anda miliki untuk bisa menjalankan tugas atau menangani persoalan dengan hasil yang bagus (to successed). Ini yang disebut dengan general self-efficacy. Atau juga, sejauhmana Anda meyakini kapasitas anda di bidang anda dalam menangani urusan tertentu. Ini yang disebut dengan specific self-efficacy.
4. Self-confidence: sejauhmana Anda punya keyakinan terhadap penilaian Anda atas kemampuan Anda dan sejauh mana Anda bisa merasakan adanya “kepantasan” untuk berhasil. Self confidence itu adalah kombinasi dari self esteem dan self-efficacy .

Orang yang punya kepercayaan diri rendah atau kehilangan kepercayaan diri memiliki perasaan negatif terhadap dirinya, memiliki keyakinan lemah terhadap kemampuan dirinya dan punya pengetahuan yang kurang akurat terhadap kapasitas yang dimilikinya. Ketika ini dikaitkan dengan praktek hidup sehari-hari, orang yang memiliki kepercayaan rendah atau telah kehilangan kepercayaan, cenderung merasa / bersikap sebagai berikut :
1.    Tidak memiliki sesuatu (keinginan, tujuan, target) yang diperjuangkan secara sungguh-sungguh.
2.    Tidak memiliki keputusan melangkah yang decissive (ngambang).
3.    Mudah frustasi atau give-up ketika menghadapi masalah atau kesulitan.
4.    Kurang termotivasi untuk maju, malas-malasan atau setengah-setengah.
5.    Sering gagal dalam menyempurnakan tugas-tugas atau tanggung jawab (tidak optimal).
6.    Canggung dalam menghadapi orang.
7.    Tidak bisa mendemonstrasikan kemampuan berbicara dan kemampuan mendengarkan yang meyakinkan.
8.    Sering memiliki harapan yang tidak realistis.
9.    Terlalu perfeksionis.
10. Terlalu sensitif (perasa).




3.2  Faktor – faktor yang Mempengaruhi Rasa Percaya Diri     
       Kepercayaan diri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal:
 a) Faktor internal, meliputi:
 1.   Konsep diri.
       Terbentuknya keperayaan diri pada seseorang diawali dengan perkembangan konsep diri yang diperoleh dalam pergaulan suatu kelompok. Menurut Centi (1995), konsep diri merupakan gagasan tentang dirinya sendiri. Seseorang yang mempunyai rasa rendah diri biasanya mempunyai konsep diri negatif, sebaliknya orang yang mempunyai rasa percaya diri akan memiliki konsep diri positif.
 2.   Harga diri. 
       Menurut Meadow (dalam Kusuma, 2005 ) Harga diri yaitu penilaian yang dilakukan terhadap diri sendiri. Orang yang memiliki harga diri tinggi akan menilai pribadi secara rasional dan benar bagi dirinya serta mudah mengadakan hubungan dengan individu lain. Orang yang mempunyai harga diri tinggi cenderung melihat dirinya sebagai individu yang berhasil percaya bahwa usahanya mudah menerima orang lain sebagaimana menerima dirinya sendiri. Akan tetapi orang yang mempuyai harga diri rendah bersifat tergantung, kurang percaya diri dan biasanya terbentur pada kesulitan sosial serta pesimis dalam pergaulan.
 3.   Kondisi fisik.
       Perubahan kondisi fisik juga berpengaruh pada kepercayaan diri. Anthony (1992) mengatakan penampilan fisik merupakan penyebab utama rendahnya harga diri dan percaya diri seseorang. Lauster (1997) juga berpendapat bahwa ketidakmampuan fisik dapat menyebabkan rasa rendah diri yang kentara.
  4. Pengalaman hidup.
       Menurut Lauster (1997) mengatakan bahwa kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman yang mengecewakan adalah paling sering menjadi sumber timbulnya rasa rendah diri. Lebih lebih jika pada dasarnya seseorang memiliki rasa tidak aman, kurang kasih sayang dan kurang perhatian.

b)    Faktor eksternal meliputi: 
 1.   Pendidikan.
       Pendidikan mempengaruhi kepercayaan diri seseorang. Anthony (1992) lebih lanjut mengungkapkan bahwa tingkat pendidikan yang rendah cenderung membuat individu merasa dibawah kekuasaan yang lebih pandai, sebaliknya individu yang pendidikannya lebih tinggi cenderung akan menjadi mandiri dan tidak perlu bergantung pada individu lain. Individu tersebut akan mampu memenuhi keperluan hidup dengan rasa percaya diri dan kekuatannya dengan memperhatikan situasi dari sudut kenyataan.
 2.   Pekerjaan. 
       Rogers (dalam Kusuma,2005) mengemukakan bahwa bekerja dapat mengembangkan kreatifitas dan kemandirian serta rasa percaya diri. Lebih lanjut dikemukakan bahwa rasa percaya diri dapat muncul dengan melakukan pekerjaan, selain materi yang diperoleh. Kepuasan dan rasa bangga di dapat karena mampu mengembangkan kemampuan diri.
 3.   Lingkungan dan Pengalaman hidup.
       Lingkungan disini merupakan lingkungan keluarga dan masyarakat. Dukungan yang baik yang diterima dari lingkungan keluarga seperti anggota kelurga yang saling berinteraksi dengan baik akan memberi rasa nyaman dan percaya diri yang tinggi. Begitu juga dengan lingkungan masyarakat semakin bisa memenuhi norma dan diterima oleh masyarakat, maka semakin lancar harga diri berkembang (Centi, 1995).
Sedangkan pembentukan kepercayaan diri juga bersumber dari pengalaman pribadi yang dialami seseorang dalam perjalanan hidupnya. Pemenuhan kebutuhan psikologis merupakan pengalaman yang dialami seseorang selama perjalanan yang buruk pada masa kanak kanak akan menyebabkan individu kurang percaya diri (Drajat, 1995). 
            Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri pada individu, yaitu faktor internal dan eksternal.Faktor internal meliputi konsep diri, harga diri dan keadaan fisik. Faktor eksternal meliputi pendidikan, pekerjaan, lingkungan dan pengalaman hidup.





3.3  Dampak – dampak Akibat Rasa Tidak Percaya Diri
Banyak sekali akibat buruk yang diakibatkan oleh rasa tidak percaya diri ini. Namun menurut saya ada lima point penting akibat dari tidak adanya rasa Percaya Diri.  Lima point tersebut adalah sebagai berikut :

1.   Tidak percaya diri akan membuat kita terlambat untuk bertindak
Ketika kita ingin melangkah untuk meraih sesuatu dan yang ada pada diri kita adalah rasa tidak percaya diri, saya yakin kita akan merasa berat untuk melangkah. Katakutan akan kegagalan dan merasa tidak mampu seringkali melahirkan ketidakpercayaan diri seseorang. Ketika itu yang terjadi maka orang tersebut akan terlambat untuk bertindak. Ada ungkapan yang mengatakan “ Kesempatan tidak datang untuk kedua kalinya “. Dari sini sudahlah jelas bahwa kesempatan sangat terikat erat dengan waktu. Seharusnya setiap peluang yang ada, sekecil apapun itu harus segera kita manfaatkan sebaik-baiknya. Namun jika kita sendiri tidak percaya diri untuk mengambil peluang tersebut yang terjadi adalah kita akan terlambat mengambil peluang tersebut sehingga peluang itu diambil oleh orang lain.

2.    Tidak percaya diri akan membuat orang melakukan kesalahan-kesalahan / kekeliruan-kekeliruan yang tidak perlu
Orang yang tidak mempunyai rasa percaya diri akan melakukan tindakan-tindakan yang mudah digoyahkan karena tindakan-tindakan tersebut didasarkan tanpa keyakinan yang kuat. Orang tersebut akan setengah-setengah dalam bertindak, antara harus maju kedepan atau mundur kebelakang. Dalam kondisi demikian maka yang muncul adalah tindakan-tindakan yang didasari antara kemauan dan ketidak-mauan dan alhasil akan membuat orang tersebut mudah melakukan kekeliruan ataupun kesalahan yang seharusnya tidak perlu dilakukan. Jika sudah begitu bisa jadi akan membuat orang tersebut semakin tidak percaya diri atas kekliruan / kesalahan yang sering dia lakukan.

3.    Tidak percaya diri akan memunculkan hasil yang tidak maksimal
Bagaimana mungkin hasil maksial akan tercapai jika kita tidak percaya diri dengan kemampuan kita dan tidak percaya bahwa kita bisa. Hasil yang maksimal akan tercipta dengan keyakinan dan usaha yang maksimal pula. Jika dari awal kita sudah tidak percaya diri untuk melakukan sesuatu sudah bisa dipastikan kita tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal.

4.   Tidak percaya diri akan membuat orang menjadi penuh penyesalan
Dari ketiga akibat yang sudah dijelaskan sebelumnya maka akan bermuara pada satu akibat yaitu “ penyesalan “. Ketika kita terlambat untuk bertindak, sering melakukan kekeliruan yang tidak perlu karena kita ragu dalam melakukan sesuatu, setengah-setengah dalam melakukan sesuatu, tidak yakin dengan kekuatan yang ada pada dirinya dan tidak yakin kalau sebenarnya dia bisa yang akan didapatkan adalah hasil yang tidak maksimal atau bahkan kegagalan, Dari hasil yang tidak maksimal ataupun kegagalan itu tentunya yang akan muncul adalah  “ penyesalan “.



5)    Tidak Percaya Diri akan membuat orang lain berlaku semena – mena terhadap orang yang ditindasnya.                                                                                        Hal tersebut seringkali terjadi di lingkungan pergaulan anak remaja. Contohnya saja seperti Bullying. Bullying diartikan sebagai penyalahgunaan kekuasaan atau kekuatan yang dilakukan seseorang atau kekuatan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang terhadap seseorang atau kelompok lain yang dilakukan berulang kali dengan sengaja dengan tujuan berbuat korban menjadi depresi dan tidak berdaya. Bullying sering kali terlihat sebagai perilaku pemaksaan atau usaha menyakiti secara fisik ataupun psikologis terhadap seseorang atau kelompok yang lebih ”lemah” oleh seseorang atau sekelompok orang yang mempersepsikan dirinya lebih ”kuat”.
       Bullying dibedakan menjadi bullying verbal dan Bullying mental/psikologis.

Bullying verbal  :                                                                                                          Ini jenis bullying yang juga bisa terdeteksi karena bisa tertangkap indra pendengaran kita. Contohnya memaki, menghina, meneriaki, mempermalukan didepan hukum, menuduh, menyoraki, menebar gossip, memfitnah, menolak.

Bullying mental/ psikologis  :                                                                                       Ini jenis bullying yang paling berbahaya karena tidak tertangkap oleh mata atau telinga kita jika kita tidak cukup awas mendeteksinya. Praktik bullying ini terjadi diam-diam dan diluar radar pemantauan, contoh:
-      Memandang sinis
-      Memandang penuh ancaman
-      Mempermalukan di depan umum
-      Mendiamkan
-      Mengucilkan
-      Meneror lewat pesan pendek atau email
-      Memandang yang merendahkan
-      Memelototi
-      Mencibir




            Berikut beberapa ciri orang yang biasanya menjadi korban Bullying, antara lain :
      Si penyendiri.  Beberapa anak muda yang kurang pintar bergaul mengasingkan diri dari orang lain dan menjadi mangsa empuk para pem-bully.
      Anak muda yang dianggap berbeda. Mereka menjadi sasaran para pem-bully lantaran penampilan, ras, agama mereka, atau bahkan karena punya keterbatasan—apa pun yang bisa dicemooh si pem-bully.
    Anak muda yang kurang percaya diri. Para pem-bully bisa mendeteksi orang yang berpikir negatif tentang dirinya sendiri. Orang seperti ini sering kali adalah sasaran yang paling empuk, karena ia kemungkinan besar tidak bakal membalas.

Itulah lima point penting akibat dari rasa tidak percaya diri. Pada dasarnya, masih banyak dampak negatif  akibat rasa tidak percaya diri ini. Oleh karena itu, sangat penting menanamkan rasa percaya diri pada diri kita masing-masing.





3.4 Cara Mengatasi Krisis Kepercayaan Diri

1. Kenali rasa ketidaknyamanan Anda
Kita semua memiliki rasa ketidaknyamanan. Bisa muncul karena jerawat di muka anda, selalu menyesali, tidak nyaman pada teman-teman anda. Memberikan nama pada sesuatu hal yang dapat membuat anda merasa tidak berharga, malu atau rendah dapat membantu melawan hal-hal tersebut. Anda bisa menuliskan pikiran anda pada sehelai kertas dan ini dapat membuat perasaan Anda lebih ringan dan bahagia. Ingat tidak ada seorang pun yang sempurna. Orang-orang disebelah Anda mungkin juga memiliki banyak rasa ketidaknyamanan yang sama dengan anda. Jika dengan menuliskan masalah anda tidak cukup membantu, anda bisa membicarakannya dengan teman dekat anda atau seseorang yang anda cintai. Membagi pikiran anda akan menolong meringankan beban yang anda tanggung sendiri.

2. Kenali kesuksesan anda
Tidak jadi soal seberapa besar perasaan ketidaknyamanan anda, Tuhan telah memberkahi diantara kita dengen suatu bakat tertentu. Temukan sesuatu hal yang anda ahli dan jago di bidang itu dan fokuslah untuk mengembangkannya. Rendah diri adalah pernyataan pikiran yang mendeklarasikan diri anda sebagai Korban. jangan biarkan diri anda menjadi Korban.

3. Bersyukurlah atas apa yang anda miliki
waktu membuktikan akar dari perasaan ketidaknyamanan dan tidak percaya diri adalah perasaan selalu tidak cukup atas kepemilikan sesuatu, apakah itu pengakuan emosional, keberuntungan, uang, dll. Dengan mengakui dan menghargai apa yang kita miliki, anda dapat melawan perasaan tidak utuh dan tidak puas. Menemukan kedamaian dalam diri akan membangkitkan percaya diri anda.

4. Selalu berpikiran postif
Hindari mendapatkan rasa kasihan dan simpati dari orang lain. jangan pernah membuat orang lain memiliki rasa rendah terhadap anda, mereka bisa merasa sepert itu hanya dengan seijin anda. Jika anda terus menerus benci dan merendahkan diri anda sendiri, orang akan melakukan dan menilai anda seperti itu. Anda harus berbicara positif tentang diri anda,tentang masa depan anda, dan tentang kemajuan anda.Jangan pernah takut menunjukkan kekuatan dan qualitas anda pada orang lain.

5. Berpakaian rapi
Walaupun pakaian tidak membuat orang lebih berkualitas, tapi dapat mempengaruhi cara berpikir kita terhadap diri kita sendiri. Ketika kita tidak terlihat bagus, maka perasaan anda juga tidak bagus. dan ini dapat merubah cara anda membawa diri anda sendiri dan berinteraksi dengan orang lain. Ini bukan berarti anda harus menyediakan uang yang banyak untuk belanja baju. Daripada membeli banyak pakaian murah, lebih baik membeli beberapa baju dengan kualitas tinggi. Dalam jangka waktu yang lama juga akan menghemat pengeluaran, sebab baju yang lebih bagus dan sedikit lebih mahal akan lebih kuat dibandingkan baju yang jelek dengan harga yang murah.


6. Berjalan dengan cepat
Gaya berjalan sangat berbicara banyak tentang kepribadian anda. apakah lambat?seperti kelelahan?menyakitkan? atau enerjik? orang dengan rasa percaya diri bagus akan berjalan lebih cepat. Mereka memiliki tempat yang harus dituju, orang yang harus ditemui, pekerjaan penting yang harus dilakukan. Anda dapat meningkatkan kecepatan langkah jalan anda. Berjalan 25% lebih cepat dari sebelumnya akan dapat membuat anda terlihat dan merasa lebih penting.

7. Berikan pujian kepada orang lain
Ketika berpikir negatif tentang diri kita, kadang kita juga melakukan hal yang sama pada orang lain dalam bentuk hinaan dan gosip. Hindari bergosip ria yang mana dapat menusuk diri anda sendiri dan berusaha memberikan pujian pada orang-orang disekitar anda. Dalam prosesnya, anda akan menjadi disukai dan dapat membangun rasa percaya diri. Dengan melihat sisi yang terbaik dari orang lain,secara tidak langsung membawa hal yang terbaik pada diri sendiri.

8. Duduk di bangku paling depan
Orang-orang ‘Aliran belakang’ mungkin dapat bersenang-senang di sekolah atau di kuliah pada saat duduk di belakang, tapi itu tidak akan memberikan dorongan untuk membangun rasa percaya diri. Jangan pernah takut untuk diperhatikan. Dengan memutuskan untuk duduk di baris depan,anda dapat menghilangkan ketakutan yang tak beralasan karena diperhatikan dan dapat membangun kepercayaan diri anda.

9. Berbicaralah dan Tersenyumlah
Penelitian membuktikan banyak orang takut berbicara atau bertanya pada grup diskusi atau acara umum. Mereka takut akan dinilai orang lain karena berbicara sesuatu yang konyol. Padahal, orang kebanyakan lebih menerima daripada yang kita bayangkan. Kenyataannya kebanyakan orang memiliki ketakutan yang sama persis. Dengan berusaha berbicara setidaknya sekali di setiap diskusi kelompok, anda akan menjadi pembicara yang bagus, lebih percaya diri tentang pikiran anda, dan akan dikenali sebagai leader oleh rekan-rekan anda. Selain itu,jangan lupa juga untuk selalu tersenyum, coba untuk tersenyum sesering mungkin. Orang selalu menyenangi wajah yang penuh senyum. Orang akan selalu welcome jika kontak dengan anda. Wajah yang selalu tersenyum akan selalu menerima kehangatan dan rasa sayang. Penerimaan yang baik dari orang lain akan meningkatkan rasa percaya diri kita.

10. Berolahraga
Pikiran yang sehat muncul dari badan/ fisik yang sehat pula. Jika anda dalam kondisi fit, anda akan memiliki energi positif. Jika fisik tidak fit, anda akan merasa tidak menarik. Ini akan menyebabkan kemerosotan akhlak. Sedikit disiplin dalam hidup anda dapat membantu banyak dalam pencapaian rasa percaya diri yang lebih tinggi.

11. Perluaslah pengetahuan.
Perluaslah pengetahuan Anda misalnya dengan belajar bahasa asing, keterampilan tertentu. Cara ini cukup bagus untuk mengembangkan pikiran dan meningkatkan kepercayaan diri. 

12.  Cobalah untuk  rileks.
Sekitar 90 persen dari apa yang seringkali kita khawatirkan tidak benar-benar terjadi. Jadi, jangan biarkan stres merusak rasa percaya dirimu. Cobalah meluangkan waktu untuk benar-benar bermeditasi sekitar 15 menit dalam sehari. 

13.  Motivasi dirimu                                                                                                          Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar, untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu.motivasi bisa datang dari diri sendiri ( merupakan kebanggan yang akan didapat bila berhasil akan sesuatu) maupun dari luar diri.

14.  Teruslah Berlatih Tingkatkan Kemampuan                                                             
Berusahalah menjadi ahli dalam bidang yang menjadi bakat terbesarmu. Jika perlu jadilah professional. Misalnya jika kamu memiliki bakat menulis teruslah berlatih, kirimkan tulisanmu ke berbagai media. Jika kamu memiliki kesempatan dan dana yang cukup, ikutlah kursus atau pelatihan berkkaitan dengan bakatmu.

15.  Jangan Ragu Minta Bantuan Orang lain                                                              
     Bantuan orang lain ada kalanya diperlukan jika kita mengalami kesulitan karena tidak mendapatkan solusi atau sesuatu masalah. Orang yang percaya diri tidak segan minta banntuan orang lain. Disisi lain dia juga tidak sakit hati atau frustasi jika permintaannya ditolak. Contoh : dikalangan remaja yang sebagian besar pelajar, biasanya mengalami kesulitan mengerti materi pelajaran. Jika anda orang tersebut, janganlah ragu atau malu meminta bantuan teman anda yang lebih mengerti akan materi itu.

17.  Belajarlah Dari Keberhasilan Orang Lain                                                                            
Setiap orang pasti memiliki kiat-kiat untuk berhasil mencapai targetnya misalnya Untuk dapat menghafalkan materi pelajaran yang begitu banyak, setiap siswa punya cara/tips/kiat sendiri-sendiri maka belajarlah dari hal tersebut. Seperti pepatah mengatakan “ jika rumput tetangga lebih hijau, tentu rumput itu dirawat lebih baik ”. Belajarlah pula dari orang yang telah sukses, bukan orang yang semata-mata sukses mendadak, tetapi mereka yang pernah mengalami kegagalan, kemudian bangkit menjadi seorang yang sukses melewati fase kegagalan itu.

















BAB IV
PENUTUP
A.      Kesimpulan                                                                                                                                          Percaya diri adalah modal dasar seorang manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhan sendiri. Seseorang mempunyai kebutuhan untuk kebebasan berfikir dan berperasaan sehingga seseorang yang mempunyai kebebasan berfikir dan berperasaan akan tumbuh menjadi manusia dengan rasa percaya diri. Kepercayaan diri  dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dirinya sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar dirinya.                                                                                                                                    Orang yang punya kepercayaan diri rendah atau kehilangan kepercayaan diri memiliki perasaan negatif terhadap dirinya, memiliki keyakinan lemah terhadap kemampuan dirinya dan punya pengetahuan yang kurang akurat terhadap kapasitas yang dimilikinya. Adanya hal tersebut, menimbulkan berbagai dampak negatif yang merugikan seseorang yang mempunyai rasa tidak percaya diri. Oleh karena itu, sangat penting menanamkan rasa percaya diri pada diri kita masing-masing.  Jangan pernah merasa minder dengan sesuatu ataupun dengan orang lain karena dengan rasa minder atau tidak percaya diri tersebut,  anda hanya akan menjadi orang  yang terpuruk dan rendah diri.

B.     Saran                                                                                                                                                     Selalu berpikir positif pada setiap waktu, hal tersebut benar-benar perlu di lakukan karena untuk meningkatkan perkembangan emosional setiap orang, khususnya bagi para remaja. Selain itu, berpikir positif juga dapat menghilangkan stress. Seyogyanya, jika anda mulai berpikir negatif, mau tidak mau anda sedang merancang dan membuat hal-hal buruk terjadi kepada anda. Dan itu memang benar terbukti.
Berpikir positif membuat pribadimu semakin berkembang dan menjadi lebih baik dalam segala aspek. Kemudian, mintalah bantuan orang tua dan teman untuk membantu anda menghilangkan rasa minder atau tidak percaya diri itu. Pasti mereka dapat memberikan solusi yang terbaik untuk anda kedepannya.



DAFTAR PUSTAKA

Haidar, Fizi. 2012. Makalah Tentang Rasa Percaya Diri. http://haidarfzi.wordpress.com/2013/11/09/makalah-tentang-rasa-percaya-diri.html (Diakses tanggal 30 Mei 2014).

Haryanto. 2010. Cara Meningkatkan Kepercayaan Diri. http://belajarpsikologi.com/2010/06/cara-meningkatkan-kepercayaan-diri.html (Diakses tanggal 31 Mei 2014).

Holikulanwar, Abdul. 2012. Apa itu Bullying. http://holikulanwar.blogspot.com/2012/05/apa-itu-bullying.html (Diakses tanggal 31 Mei 2014).

Martantim, Reizha. 2012. Krisis Kepercayaan Diri. http://tulisantantim.wordpress.com/2012/05/krisis-kepercayaan-diri.html  (Diakses tanggal 30 Mei 2014).

Merista, Nita. 2010. Solusi Untuk PEDE. http://wownita.blogspot.com/2010/09/Solusi-untuk-pede.html  (Diakses tanggal 30 Mei 2014).

Panjaitan, Dicky. 2012. Bullying Menurunkan Prestasi Belajar. http://tugasdicky.blogspot.com/2012/02/bullying-menurunkan-prestasi-belajar.html (Diakses tanggal 31 Mei 2014).

Rustanto, Bambang. 2011. Percaya Diri Itu Penting. http://bambang-rustanto.blogspot.com/2011/07/percaya-diri-itu-penting.html  (Diakses tanggal 30 Mei 2014).






Tidak ada komentar:

Posting Komentar