BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari
lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Lingkungan dalah
segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan
kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Kita bernapas memerlukan
udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, dan menjaga kesehatan semuanya
memerlukan lingkungan.Lingkungan di bedakan menjadi 2, yaitu lingkungan biotik
dan abiotik. Lingkungan biotik adalah lingkungan yang terdiri atas
komponen-komponen hidup, seperti manusia, hewan dan tumbuhan. Sedangkan,
lingkungan abiotik yaitu terdiri atas komponen-komponen tak hidup seperti
matahari, tanah, air, dan udara.
Di zaman pesatnya pertumbuhan globalisasi saat ini,
perkembangan industri dan Iptek memberikan dampak positif dan negatif di
berbagai aspek. Dampak positifnya yaitu semakin mudah atau terbantunya
pekerjaan manusia. Sedangkan dampak negatifnya antara lain,makin maraknya industri
besar yang berdiri, timbulnya bahan-bahan hasil produksi yang berbahaya bagi
kesehatan manusia, dan kehidupan masyarakat yang tidak peduli terhadap
lingkungan sekitarnya. Dari hal tersebut, mulailah timbul tumpukan limbah dan
sampah dan berbagai penyakit atau virus yang mempengaruhi kesehatan manusia.
Hal ini berakibat pada kehidupann manusia di bumi yang menjadi tidak sehat
sehingga menurunkan kualitas kehidupan terutama pada lingkungan sekitar.
Ditambah lagi, kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai sampah dan limbah
serta cara penanggulangan atau pengelolaan yang baik untuk mengatasi kedua hal
tersebut. Akibat dari itu semua, berdampak pada kerusakan lingkungan abiotik
maupun biotik.
Maka dari itu, setidaknya pengetahuan mengenai sampah
dan limbah perlu diketahui. Melalui makalah ini, kami akan membahas salah satu
barang hasil produksi dan buangan yang sering digunakan, yaitu kantong plastik.
Dimana pembahasan mengenai dampak penggunaan kantong plastik terhadap kesehatan
manusia, serta cara penanggulangan dan pengelolaan yang baik untuk hal
tersebut.
1.2. Tujuan Penulisan
Makalah
ini bertujuan untuk
1.
Tugas mata kuliah Kimia Lingkungan di Universitas
Palangka Raya.
2.
Membahas mengenai jenis-jenis dan
objek-objek dari plastik.
3.
Memberi informasi tentang dampak
pengunaan kantong plastik.
4.
Memberi informasi bagaimana cara
mengatasi dan menanggulangi penggunaan kantong plastik.
1.3. Batasan Masalah
Ruang
lingkup pembahasan dalam makalah ini adalah :
a.
Pengertian dan perbedaan dari sampah dan
limbah.
b.
Jenis-jenis plastik dan objek
penggunaannya.
c.
Proses kimia dalam pembuatan kantong
plastik.
d.
Dampak penggunaan kantong plastik.
e.
Solusi untuk mengatasi penggunaan
kantong plastik serta penanggulangannya.
1.4. Rumusan Masalah
Permasalahan
yang akan dibahas dalam karya tulis ini adalah :
a.
Apa perbedaan sampah dan limbah ?
b.
Apa saja jenis-jenis plastik ?
c.
Bagaimana proses kimia pembuatan kantong
plastik ?
d.
Apa akibat yang ditimbulkan dari
pengunaan kantong plastik ?
e.
Bagaimana cara mengatasi dan
menanggulangi penggunaan kantong plastik ?
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Sampah
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud
biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat
dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau
buangan”.(Istilah Lingkungan untuk Manajemen, Ecolink, 1996).
Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang
sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam
yang berbentuk padat. Sampah
merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah,
yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada pada setiap
fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang
disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi
biasa dikaitkan dengan polusi.(artikellingkunganhidup.com/)
Sampah merupakan suatu benda yang tidak digunakan dan
harus dibuang. Apabila tidak dikelola akan menyebabkan pencemaran lingkungan
serta menimbulkan penyakit. Mengubah kebiasaan masyarakat untuk hidup bersih
dan sehat memang sulit. Buktinya masih banyak warga yang membuang sampah
sembarangan. Kalau sampah masih berserakan di mana-mana, pertanda kawasan itu
belum sehat. (artikellingkunganhidup.com/)
2.2 Limbah
Limbah
adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun
domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah) atau juga dapat
dihasilkan oleh alam yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu
tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila
ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organik dan
anorganik. ( mohamadramdani93.blogspot.com/) Limbah
adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun
domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal dengan sampah). Limbah merupakan
buangan yang berbentuk cair, gas, dan padat. Limbah mengandung bahan kimia yang
sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Limbah sebagai hasil dari suatu kegiatan
dan proses produksi, baik pada skala industri, pertambangan maupun skala rumah
tangga, mampu merusak stabilitas ekosistem, mencemari lingkungan serta memberi
kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit. (yulianalecturechemistry.blogspot.com). Limbah
adalah sampah yang sama sekali tidak berguna dan harus dibuang, namun jika
pembuangan dilakukan secara terus-menerus maka akan menimbulkan penumpukan
sampah. (www.updatekeren.com/)
2.3 Reduce
(Mengurangi)
Reduce atau
Pengurangan adalah kegiatan mengurangi pemakaian atau pola perilaku yang dapat
menguarangi produksi sampah serta tidak melakukan pola konsumsi yang
berlebihan. (artikellingkunganhidup.com/).
2.4. Reuse (Menggunakan Kembali)
Penggunaan kembali (reuse) yaitu pemanfaatan
limbah dengan dengan jalan menggunakannya kembali untuk kepentingan yang
sama,tanpa mengalami pengolahan. (mohamadramdani93.blogspot.com/).
Reuse adalah
penggunaan kembali limbah B3 dengan tujuan yang sama tanpa melalui proses
tambahan secara kimia, fisika, biologi, dan/atau secara termal.
(www.logamjaya.co.id/).
2.5. Recycle (Daur Ulang) Recycle yaitu usaha mengurangi
pencemaran lingkungan dengan mendaur ulang sampah melalui penanganan dan
teknologi khusus. Proses daur ulang biasanya dilakukan oleh pabrik/industri
untuk dibuat menjadi produk lain yang bisa dimanfaatkan. Daur ulang (recycle) yaitu pemanfaatan limbah
melalui pengolahan fisik atau kimiawi, contohnya kertas bekas diolah
kembali menjadi kertas baru atau benda lain. (mohamadramdani93.blogspot.com/)
2.6. Replace (Mengganti) Replace
yaitu usaha mengurangi pencemaran dengan menggunakan barang-barang yang
ramah lingkungan. Replace juga dapat diartikan mengganti atau menghindari
barang yang sekali pakai dengan barang yang bisa dipakai berulang-ulang.
(margareta-gupitha.blogspot.com/).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian dan Perbedaan dari Sampah dan Limbah
Sampah adalah material ( baik padat atau cairan) sisa yang tidak
diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah diklasifikasikan lagi, Sampah padat adalah
segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat
berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas
dan lain-lain.
Limbah
adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yaitu buangan yang dihasilkan dari
suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Berdasarkan
kandungan zat kimianya limbah domestik dibedakan menjadi dua, yaitu: (a)
anorganik, seperti misalnya plastik, logam-logam, pecahan gelas dan abu, dan
(b) organik seperti sisa makanan, kertas, dedaunan, sisa makanan buah dan
sayur. Dan berdasarkan mudah tidaknya dibakar, juga dibedakan menjadi dua,
yaitu: (a) mudah dibakar (kertas, karet, plastik, kain dan kayu), dan (b) tidak
mudah dibakar (kaca, kaleng).
Kedua istilah tersebut pada dasarnya
merupakan sisa bahan buangan yang tidak digunakan lagi, walaupun masih dapat
diproses untuk kegunaan lain. Pengertian sampah terbatas pada sampah padat
terdiri dari sampah organik yang dapat diproses secara alami dan sampah
anorganik yang tidak dapat dimusnahkan. Sedangkan limbah merupakan bahan
buangan yang dalam prosesnya menggunakan air . Kedua bentuk buangan baik
sampah padat maupun limbah cair yang bersumber dari lingkungan masyarakat
secara umum disebut dengan istilah limbah
domestik.
Pada makalah ini, kami akan terfokus
membahas mengenai dampak penggunaan kantong plastik. Dimana kantong plastik
merupakan sampah dan limbah anorganik yang mendominasi kehidupan manusia
sehari-harinya.
3.2 Jenis-jenis Plastik dan Objek Penggunaannya
Istilah plastik mencakup
produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik.
Mereka terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan
bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau ekonomi. Ada
beberapa polimer alami yang termasuk plastik. Plastik dapat dibentuk menjadi film atau fiber sintetik. Nama ini berasal dari
fakta bahwa banyak dari mereka "malleable", memiliki properti keplastikan. Plastik didesain dengan
variasi yang sangat banyak dalam properti yang dapat menoleransi panas, keras,
"reliency" dan lain-lain. Digabungkan dengan kemampuan adaptasinya,
komposisi yang umum dan beratnya yang ringan memastikan plastik digunakan
hampir di seluruh bidang industri.Plastik adalah polimer; rantai panjang atom mengikat satu sama lain. Rantai
ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau "monomer". Plastik
yang umum terdiri dari polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen,
chlorine atau belerang di tulang belakang. (beberapa minat komersial juga
berdasar silikon). Tulang-belakang adalah bagian dari rantai di jalur
utama yang menghubungkan unit monomer menjadi kesatuan. Untuk mengeset properti
plastik grup molekuler berlainan "bergantung" dari tulang-belakang
(biasanya "digantung" sebagai bagian dari monomer sebelum
menyambungkan monomer bersama untuk membentuk rantai polimer). Berikut
merupakan jenis – jenis utama dari plastik.
1. PETE atau ETE (Polietilen tereftalat) PET atau PETE sering digunakan sebagai
botol minuman, minyak goreng, kecap, sambal, obat maupun kosmetik. Plastik ini
bertanda segitiga bernomor 1 yang biasanya terletak pada bagian bawah botol.
Plastik jenis ini tidak boleh digunakan berulang-ulang atau hanya sekali pakai.
Habiskan segara isinya, jika tutup wadah sudah terbuka. Semakin lama wadah
terbuka, maka kandungan kimia yang terlarut semakin banyak. Jangan pernah
digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas. Buang botol yang sudah lama
ke tempat pembuangan sampah setempat.
2. HDPE
(High Density polyethylen) HDPE banyak ditemukan sebagai kemasan
makanan dan obat yang tidak tembus pandang. Seperti urutannya, plastik ini
berlogo segitiga bernomor 2. Plastik jenis ini digunakan untuk botol kosmetik,
obat, cairan kimia, dll. Sama seperti jenis plastik sebelumnya, plastik ini
direkomendasikan hanya untuk sekali pakai juga.
3. V atau
PVC (Polyvinyl Cloride) PVC sering digunakan pada produk mainan anak, bahan
bangunan, dan kemasan pada produk makanan. Plastik ini berlogo segitiga
bernomor 3. Plastik ini sangat sukar didaur ulang. PVC dianggap sebagai jenis
plastik paling berbahaya. Kandungan zat berbahaya dalam PVC mudah lumer/luntur
bila terkena makanan panas & berminyak. Bahkan di beberapa negara eropa,
PVC sudah dilarang digunakan untuk bahan mainan anak. Contoh PVC yang sering
digunakan adalah kantong plastik
4. LDPE (Low
Density Polyethylene) LDPE biasa digunakan untuk membungkus makanan. Sesuai
urutannya, plastik ini berlogo segitiga bernomor 4. Jenis plastik ini biasanya
dipakai untuk tempat makanan dan botol yang lembek. Plastik yang terbuat dari
bahan ini dapat didaur ulang dan baik untuk barang-barang yang memerlukan
fleksibilitas tetapi kuat. Plastik dengan bahan dapat dibilang tidak dapat
dihancurkan, tetapi tetap baik untuk makanan.
5. PP
(Polipropilen) PP merupakan plastik terbaik dan paling aman untuk yang
berhubungan dengan makanan dan minuman. Polipropilen ini berlogo segitiga
bernomor 5. Bahan ini merupakan bahan paling aman dan baik bahkan pada beberapa
plastik tempat baterai gadget yang mengunakan plastik jenis ini. Jika anda
memilih plastik terbaik, pilihlah plastik yang berlogo segitiga bernomor 5 ini.
6. PS
(Polistirena) PS merupakan plastik yang hanya digunakan sekali pakai.
Contoh paling akrab adalahsterofoam. Kotak CD juga mengandung Polistirena.
Kandungan bahan kimia plastik jenis ini berbahaya bagi kesehatan. Di negara
seperti Amerika melarang pemakaan plastik jenis ini.
7. PC
(Polycarbonate) Jenis plastik ini bening, tahan panas dan bisa dipakai
berulang kali. Plastik inilah berlogo segitiga bernomor 7. Salah satu bahan perlengkapan
makanan dan minuman yang sering digunakan adalah melamin yang tergolong jenis plastik termoset. Plastik jenis
ini tergolong dalam food grade dan dapat digunakan sampai suhu 140 derajat
celcius.
8. Kategori
8 untuk jenis lainnya Kategori ini mencakup semua jenis plastik
yang tidak termasuk dalam ketujuh kategori di atas. Namun, bukan berarti
plastik jenis ini aman sebagai wadah makanan, karena di dalam kategori ini
termasuk polikarbonat yang dapat melepaskan BPA.Di dalam kategori ini juga ada
bioplastik yang terbuat dari tepung jagung, kentang, atau tebu. Bioplastik aman
sebagai kemasan makanan dan juga sangat mudah terurai secara biologis. Untuk
jenis ini, sama sekali tidak mengandung Polikarbonat.
3.3 Proses Kimia Pembuatan Kantong Plastik
Kita sudah tak asing lagi dengan
yang namanya kantong plastik atau kresek, setiap kita berbelanja kita tidak
bisa lepas dari yang namanya plastik, disamping karna harganya murah plastik
juga sangat praktis digunakan.
Pemakaian kantong plastik hampir tidak dapat dihindari dikehidupan sehari-hari manusia. Bermacam jenis kantong plastik telah digunakan membawa barang belanjaan dan dipakai untuk berbagai jenis kemasan, termasuk kemasan makanan dan minuman. Plastik telah membuat semuanya menjadi lebih praktis dan sulit tergantikan.
Pemakaian kantong plastik hampir tidak dapat dihindari dikehidupan sehari-hari manusia. Bermacam jenis kantong plastik telah digunakan membawa barang belanjaan dan dipakai untuk berbagai jenis kemasan, termasuk kemasan makanan dan minuman. Plastik telah membuat semuanya menjadi lebih praktis dan sulit tergantikan.
Kantong plastik dibuat pada awalnya dari biji plastik. Biji
plastik berasal dari
proses pengolahan secara kimia. Sedangkan
bahan dasar dari biji plastik adalah bahan kimia yang bernama STYRIN MONOMER. Bahan ini diproses dan dicampur dengan
bahan kimia lain seperti Butadine Styrine melalui proses pemanasan. Setelah pemrosesan yang menghasilkan
plastik cair panas, plastik akan
dilewatkan di air dingin sehingga mengeras, dan masuk ke proses pemotongan
sehingga hasil akhirnya akan berbentuk biji plastik. Biji plastik yang umumnya dipakai dalam pembuatan kantong plastik adalah
PVC (Polivinil Klorida).
Polivinil adalah salah satu jenis plastik
yang dibuat secara termoplastic. Salah satu contohnya yang paling banyak
digunakan adalah Polivinilclorida (PVC).
Sifat PVC adalah keras, kaku, dan sedikit rapuh, dapat melunak pada pemanasan 80oC
tanpa titik leb ur yang tajam. Jika suhu diturunkan, maka
PVC akan menjadi rapuh dan jika massanya dinaikkan maka sifat liatnya semakin
besar. PVC murni sangat stabil terhdap minyak tumbuhan, minyak mineral,
alkohol, dan senyawa anorganik. Bahan yang bersifat basa kuat dan bersifat
mengoksidasi dapat mempengaruhi PVC.
PVC dihasilkan dari dua
jenis bahan baku utama, yaitu minyak bumi dan garam dapur (NaCl). Bahan baku
minyak bumi diolah melalui proses pemecahan molekul yang disebut cracking
menjadi berbagai macam zat termasuk etilena. Garam dapur diolah melalui proses
elektrolisa menjadi natrium hidroksida dan gas klor. Etilena direakikan dengan
gas klor menghasilkan etilena diklorida. Proses cracking atau pemecahan
molekul etilen diklorida tersebut menghasilkan suatu gas vinil klorida (CHCl=CH2)
dan asam klorida (HCl). Melalui proses polimerisasi (penggabungan molekul
monomer) dihasilkan molekul besar dengan rantai panjang (polimer) polivinil
klorida yang berupa bubuk halus berwarna putih. Polimerisasi:
Polimer PVC yang mengandung gugus klor
memiliki ketahanan terhadap oksidasi oleh udara, tahan
lama, tetapi mudah rusak pada suhu yang rendah. Resin PVC tersebut masih
memerlukan langkah-langkah untuk diubah menjadi berbagai produk akhir yang
bermanfaat. Biasanya polivinil klorida banyak digunakan untuk pipa, isolator kabel,
botol plastik, plastik pembungkus, dan lain-lain.
Pengolahan PVC menjadi produk akhir
adalah dengan compounding (pembuatan adonan). Adonan (compound) tersebut
adalah resin PVC yang telah dicampur dengan bahan-bahan tambahan dengan fungsi
tertentu, sehingga dapat untuk diproses menjadi produk dengan sifat-sifat yang
diinginkan. Sifat-sifat yang diinginkan meliputi warna, kefleksibelan bahan,
ketahanan terhadap sinar ultra violet, kekuatan mekanik transparansi, dan
lain-lain sesuai dengan produk apa yang akan dibuat.
Untuk mempermudah pemprosesan dan
menambah sifat elastis yang cocok untuk berbagai aplikasi maka perlu
ditambahakan plasticizer seperti trikrestil posfat atau dibutil ptalat.
Juga diperlukan stabilizer atau zat penstabil sehingga dimungkinkan
pemprosesan PVC tanpa kandungan plasticizer.
Pada proses pembuatan kantong plastik,
setelah diekstruksi atau dipanaskan PVC dalam bentuk bijih plastik dibuat melalui proses
pecampuran (mixer) dan dialirkan melalui suatu cetakan berupa teknik cetak tiup (blow
molding) sehingga
dihasilkan produk memanjang. Kemudian,
kantong plastik melalui proses printing dan potong (cutting), yang berakhir
pada proses pengepakan.
PVC yang terbuat dari monomer vinyl clorida tidak ikut bereaksi saat proses
pembuatan plastik dan dapat tercampur dengan makanan yang berminyak atau
berlemak, terutama dalam keadaan panas. Dalam pembuatannya,
plastik PVC digunakan penstabil berupa Timbal (Pb), kadmium (Cd), dan timah
putih (Sn) untuk mencegah kerusakan serta senyawa ester ptalat dan ester adipat
untuk melenturkan. Bahan-bahan tambahan itu, dalam keadaan tertentu bisa
terlepas ketika kemasan plastik PVC digunakan untuk mewadahi makanan sehingga
berisiko membahayakan kesehatan. Banyak
produk vinil mengandung bahan kimia tambahan untuk mengubah konsistensi kimia
dari produk. Beberapa dari bahan tambahan kimia ini dapat keluar dari PVC
ketika digunakan. Plasticizer
yang ditambahkan untuk memfleksibelkan PVC telah
menjadi suatu kekhawatiran. Bahan
PVC yang lembut pada mainan telah dibuat untuk bayi beberapa tahun lamanya,
menjadi suatu kekhawatiran bahwa bahan tambahan keluar dari mainan menuju tubuh
anak yang mengunyah mainan tersebut. Ftalat adalah bahan yang mengganggu hormon
manusia dan juga mengganggu berbagai bentuk kehidupan lainnya seperti ikan
dan invertebrata. DEHP (dietilheksil ftalat),
salah satu bahan pelembut PVC telah dilarang penggunaannya oleh Uni Eropa
pada tahun 2006. Berbagai perusahaan Amerika Serikat
juga telah menghentikan penggunaan DEHP secara sukarela.
3.4
Dampak Penggunaan Kantong Plastik
Bahaya kantong plastik bukan omong kosong. Telah banyak
penelitian membuktikan dahsyatnya limbah plastik mendatangkan bahaya termasuk
potensi negatifnya dalam mendegradasi lingkungan. Dampak negatif sampah plastik
tidak sebesar fungsinya. Butuh waktu 1000 tahun dan ada juga yang
menyebut 200-400 tahun agar plastik dapat terurai oleh tanah secara
terdekomposisi atau terurai dengan sempurna. Saat terurai, partikel-partikel
plastik akan mencemari tanah dan air tanah. Jika dibakar, sampah plastik akan
menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan yaitu jika proses
pembakarannya tidak sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai dioksin.
Dampak bagi Manusia Sebenarnya tidak perduli putih, hitam merah, kuning hijau biru atau mungkin bening, kantong plastik yang dipergunakan untuk membungkus makanan, apabila dipanaskan atau mengalami pemanasan, akan mengeluarkan ikatan karbon. Makanan yg ada didalamnya terkontaminasi oleh ikatan karbon yg terlepas dari plastik dan akhirnya menyebabkan tubuh seseorang yang mengkonsumsi makanan tersebut terpicu berkembangnya karsinogen, yang menyuburkan tumbuhnya kanker.
Senyawa PVC ini
sangat berbahaya bila terhirup manusia. Dampaknya antara lain memicu penyakit
kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem saraf, dan memicu
depresi. Plastik tersusun dari polimer. Dalam proses pembuatannya, ikut
dimasukkan sejenis bahan pelembut (plasticizers) supaya plastik bertekstur
licin, lentur dan gampang dibentuk. Tapi kalau plastik dipakai buat bungkus
makanan, plasticizers bisa mengkontaminasi makanan. Apalagi kalau makanan yang
dibungkus masih panas, si plasticizers dan monomer-monomernya makin cepat
keluar dan pindah ke makanan lalu masuk dalam tubuh.
Dampak bagi lingkungan
• Bagi
lingkungan, kantong plastik juga mengakibatkan banjir, karena menyumbat
saluran-saluran air dan tanggul sehingga mengakibatkan banjir bahkan yang
terparah merusak turbin waduk.
• Tercemarnya
tanah, air tanah dan makhluk bawah tanah.
§ Racun-racun dari partikel plastik
yang masuk ke dalam tanah akan membunuh hewan-hewan pengurai di dalam tanah
seperti cacing.
§ PCB yang tidak dapat terurai
meskipun termakan oleh binatang maupun tanaman akan menjadi racun berantai
sesuai urutan rantai makanan.
§ Kantong plastik akan mengganggu
jalur air yang teresap ke dalam tanah.
§ Menurunkan kesuburan tanah karena
plastik juga menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah dan ruang gerak makhluk
bawah tanah yang mampu meyuburkan tanah.
§ Kantong plastik yang sukar diurai,
mempunyai umur panjang, dan ringan akan mudah diterbangkan angin hingga ke laut
sekalipun.
§ Hewan-hewan dapat terjerat dalam
tumpukan plastik.
§ Hewan-hewan laut seperti
lumba-lumba, penyu laut dan anjing laut menganggap kantong-kantong
plastik tersebut makanan dan akhirnya mati karena tidak dapat mencernanya.
§ Ketika hewan mati, kantong plastik
yang berada di dalam tubuhnya tetap tidak akan hancur menjadi bangkai dan dapat
meracuni hewan lainnya.
§ Pembuangan sampah plastik
sembarangan di sungai-sungai akan mengakibatkan pendangkalan sungai dan
penyumbatan aliran sungai yang menyebabkan banjir.
Dampak Terhadap Perubahan iklim
• Kantong
plastik juga menjadi salah satu penyebab perubahan iklim utama di mana sejak
proses produksi hingga tahap pembuangan, sampah plastik mengemisikan gas rumah
kaca ke atmosfer.
•
Kegiatan
produksi plastik membutuhkan sekitar 12 juta barel minyak dan 14 juta pohon
setiap tahunnya. Proses produksinya sangat tidak hemat energi. Pada tahap
pembuangan di lahan penimbunan sampah (TPA), sampah plastik juga mengeluarkan
gas rumah kaca. Gas rumah kaca memicu terjadinya kerusakan ozon yang mengancam
keselamatan manusia dan bumi
3.5 Cara
Mengatasi dan Menanggulangi Penggunaan Kantong Plastik
Berdasarkan hasil
penelitian kami di beberapa wilayah
Universitas Palangka Raya, kami menemukan banyak sampah baik
yang berupa plastik dan kantong plastik makanan yang berserakan atau di buang sembarangan. Kami melakukan penelitian
di dua tempat, yaitu di Gedung MKU dan GORSENI.
Tempat
pertama yang kami teliti, yaitu di Gedung MKU, kami menemukan banyak sampah plastik berserakan di selokan atau di parit-parit
kecil dan tidak jarang sampah ditemukan di halaman Gedung MKU. Kemudian, kami
menemukan tempat pembuangan sampah yang salah penempatannya. Bisa di lihat pada
lampiran, dimana terdapat tempat pembuangan sampah yang dekat dengan Gedung MKU
dan salah satu rumah warga. Di lihat dari segi estetika lingkungan, tempah
pembuangan sampah tersebut sangat tidak strategis, merusak pemandangan, dapat
menimbulkan bau tidak sedap, serta dampak negatif lainnya yaitu timbulnya
pencemaran.
Tempat
kedua yang kami teliti, yaitu di GORSENI. Sama halnya seperti di Gedung MKU, di
GORSENI juga di temukan sampah-sampah yang berserakan di parit-parit kecil dan
di halaman lingkungan tersebut. Kemudian, banyak terdapat tumpukan-tumpukan
–tumpukan sampah plastik yang dibiarkan begitu saja (gambar dapat dilihat pada lampiran). Hal ini
sungguh memprihatinkan dan memalukan, mengingat GORSENI sebagai salah satu
tempat yang sering diadakan suatu acara, pertandingan dalam bidang olahraga dan
sebagainya.
Maka
dari itu, kami ingin memberikan beberapa cara bagaimana
mengatasi dan menaggulangi sampah-sampah plastik terkhusus kantong plastik.
Upaya-upaya
Menanggulangi Penggunaan Kantong Plastik
Penanganan sampah plastik yang paling
ideal adalah dengan mendaur ulang. Proses daur ulang plastik melalui beberapa tahap, antara
lain :
a) Pemisahan Memisahkan
jenis-jenis plastik yang digunakan berdasarkan simbol pada gambar berikut.
b. Penghancuran
Penghancuran menggunakan mesin shredder akan menghancurkan dan memotong-motong plastik sehingga bahan baku plastik yang semula memiliki bentuk yang bemacam-macam menjadi homogen. Umumnya plastik akan diubah menjadi daun plastik oleh mesin ini. Setelah selesai menjalani proses ini akan dipindahkan melalui conveyor belt menuju proses berikutnya.
Penghancuran menggunakan mesin shredder akan menghancurkan dan memotong-motong plastik sehingga bahan baku plastik yang semula memiliki bentuk yang bemacam-macam menjadi homogen. Umumnya plastik akan diubah menjadi daun plastik oleh mesin ini. Setelah selesai menjalani proses ini akan dipindahkan melalui conveyor belt menuju proses berikutnya.
c. Pembersihan
Daun plastik akan dibersihkan, melalui mesin springkler/washer menggunakan air. Tujuannya adalah agar kotoran-kotoran yang masih menempel seperti lem, kertas, tinta, dan lainnya lepas dari plastik sehingga lastik yang didaur ulang bersih dari kotoran yang tidak diinginkan.
Daun plastik akan dibersihkan, melalui mesin springkler/washer menggunakan air. Tujuannya adalah agar kotoran-kotoran yang masih menempel seperti lem, kertas, tinta, dan lainnya lepas dari plastik sehingga lastik yang didaur ulang bersih dari kotoran yang tidak diinginkan.
d. Penghancuran
Setelah bersih plastik masuk ke mesin shredder yang akan menghasilkan daun yang lebih kecil lagi. Disini kotoran yang masih ikut bersama denagn plsstik di pisahkan dengan menggunakan mesin separator, biasanya separator menggunakan blower dan air sebagai media pemisahan, blower akan meniup kotoran yang ringan sedangkan air akan meneggelamkannya.
Setelah bersih plastik masuk ke mesin shredder yang akan menghasilkan daun yang lebih kecil lagi. Disini kotoran yang masih ikut bersama denagn plsstik di pisahkan dengan menggunakan mesin separator, biasanya separator menggunakan blower dan air sebagai media pemisahan, blower akan meniup kotoran yang ringan sedangkan air akan meneggelamkannya.
e. Pengeringan
Tahap berikutnya adalah pengeringan. Daun plastik yang tadinya basah di separator akan dikeringkan oleh mesin sebelum dibawa ke tungku pemanas. Hal ini dilakukan untuk menhindari reaksi air saat dilakukan pencetakan yang bisa membuat plastik menjadi cacat.
Tahap berikutnya adalah pengeringan. Daun plastik yang tadinya basah di separator akan dikeringkan oleh mesin sebelum dibawa ke tungku pemanas. Hal ini dilakukan untuk menhindari reaksi air saat dilakukan pencetakan yang bisa membuat plastik menjadi cacat.
f. Granulasi
Granulasi adalah proses pencetakan plastik menjadi granule atau pallet. Plastik yang menjadi bahan baku akan masuk kedalam silo yang kemudian dipanaskan sampai suhu tertentu kemudian dicetak menjadi butiran-butiran untuk selanjutnya dilakukan proses produksi lebih lanjut yang akan menghasilkan produk plastik siap pakaipengumpulan, pemisahan (sortir), pelelehan, dan pembentukan ulang. Tahapan paling sulit adalah pengumpulan dan pemisahan. Kedua tahapan ini akan lebih mudah dilakukan jika masyarakat dengan disiplin ikut berpartisipasi, yaitu ketika membuang sampah plastik.
Granulasi adalah proses pencetakan plastik menjadi granule atau pallet. Plastik yang menjadi bahan baku akan masuk kedalam silo yang kemudian dipanaskan sampai suhu tertentu kemudian dicetak menjadi butiran-butiran untuk selanjutnya dilakukan proses produksi lebih lanjut yang akan menghasilkan produk plastik siap pakaipengumpulan, pemisahan (sortir), pelelehan, dan pembentukan ulang. Tahapan paling sulit adalah pengumpulan dan pemisahan. Kedua tahapan ini akan lebih mudah dilakukan jika masyarakat dengan disiplin ikut berpartisipasi, yaitu ketika membuang sampah plastik.
Berikut salah satu contoh sederhana
pembuatan hasil karya daur ulang dari sampah kantong plastik “kresek” menjadi
bunga dan gelang tangan.
Cara
Membuat Bunga dari Kantong Plastik
Bahan-bahan yang diperlukan antara
lain : kantong plastik “Kresek”, gunting, kawat, kelopak bunga plastik, kertas
atau tissue selotip dan lem.
1. Memotong plastik dengan lebar dan
panjang 14×35 cm
2. Melipat plastik tersebut menjadi
dua, tetapi dan sebelumnya plastik diberi kertas.
3. Melipat plastik menyerupai bunga
4. Memberi
lem pada bagian mahkota bunga yang telah
di buat
5. Melapisi
kawat dengan plastik berwarna hijau dan satukan mahkota bunga dengan tangkai.
Jika ada, dapat di tambah dengan kelopak bunga dan daun plastik yang biasa di
jual di toko-toko. (untuk lebih jelasnya dapat dlihat caranya pada lampiran)
Kemudian, juga terdapat cara membuat gelang
tangan dari kantong plastik “Kresek” (bisa dilihat pada lampiran)
2. Incinerasi
Cara lain untuk mengatasi sampah plastik adalah dengan membakarnya pada suhu tinggi (incinerasi). Sampah plastik mempunyai nilai kalor yang tinggi, sehingga dapat digunakan sebagai sumber tenaga untuk pembangkit listrik. Beberapa pembangkit listrik menggunakan batu bara yang dicampur dengan beberapa persen ban bekas. Akan tetapi, pembakaran sebenarnya menimbulkan masalah baru, yaitu pencemaran udara. Pembakaran plastik seperti PVC menghasilkan gas HCl yang bersifat korosif. Pembakaran ban bekas menghasilkan asap hitam yang sangat pekat dan gas-gas yang bersifat korosif. Gas-gas korosif ini membuat incinerator cepat terkorosi. Polusi yang paling serius adalah dibebaskannya gas dioksin yang sangat beracun pada pembakaran senyawa yang mengandung klorin seperti PVC. Untuk itu, pembakaran harus dilakukan dengan pengontrolan yang baik untuk mengurangi polusi udara.
Cara lain untuk mengatasi sampah plastik adalah dengan membakarnya pada suhu tinggi (incinerasi). Sampah plastik mempunyai nilai kalor yang tinggi, sehingga dapat digunakan sebagai sumber tenaga untuk pembangkit listrik. Beberapa pembangkit listrik menggunakan batu bara yang dicampur dengan beberapa persen ban bekas. Akan tetapi, pembakaran sebenarnya menimbulkan masalah baru, yaitu pencemaran udara. Pembakaran plastik seperti PVC menghasilkan gas HCl yang bersifat korosif. Pembakaran ban bekas menghasilkan asap hitam yang sangat pekat dan gas-gas yang bersifat korosif. Gas-gas korosif ini membuat incinerator cepat terkorosi. Polusi yang paling serius adalah dibebaskannya gas dioksin yang sangat beracun pada pembakaran senyawa yang mengandung klorin seperti PVC. Untuk itu, pembakaran harus dilakukan dengan pengontrolan yang baik untuk mengurangi polusi udara.
3.
Plastik Biodegradable
Sekitar separuh dari penggunaan plastik adalah untuk kemasan. Oleh karena itu, sangat baik jika dapat dibuat plastik yang bio- atau fotodegradable. Hal itu telah diupayakan dan telah dipasarkan. Kebanyakan plastik biodegradable berbahan dasar zat tepung. Sayangnya, plastik jenis ini lebih mahal dan kelihatannya masyarakat enggan untuk membayar lebih.
Untuk mengurangi pencemaran plastik :
Sekitar separuh dari penggunaan plastik adalah untuk kemasan. Oleh karena itu, sangat baik jika dapat dibuat plastik yang bio- atau fotodegradable. Hal itu telah diupayakan dan telah dipasarkan. Kebanyakan plastik biodegradable berbahan dasar zat tepung. Sayangnya, plastik jenis ini lebih mahal dan kelihatannya masyarakat enggan untuk membayar lebih.
Untuk mengurangi pencemaran plastik :
1.
Kurangi penggunaan plastik. Salah satunya
dengan membawa kantong belanjaan yang dapat dipergunakan kembali.
2.
Memisahkan sampah plastik dengan sampah
organik, sehingga dapat didaur ulang.
3.
Jangan membuang sampah plastik
sembarangan.
4.
Tidak membakar sampah plastik.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Sampah merupakan material sisa yang tidak
diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan
manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya
produk-produk yang tak bergerak.
Plastik juga merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun
dari bahan-bahan kimia yang cukup berahaya bagi lingkungan. Limbah daripada
plastik ini sangatlah sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk menguraikan
sampah plastik itu sendiri membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar dapat
terdegradasi secara sempurna. Oleh karena itu penggunaan bahan plastik dapat
dikatakan tidak bersahabat ataupun konservatif bagi lingkungan apabila
digunakan tanpa menggunakan batasan tertentu.
4.2
SARAN
Dari penelitian yang telah dilakukan, kami menyarankan beberapa hal berikut
:
1. Disarankan
untuk diberlakukannya hari Jum`at bersih.
2. Di setiap gedung kuliah terdapat tempat
sampah organik dan non organik.
3. Memberikan denda bagi mahasiswa yang
tertangkap basah membuang sampah sembarangan.