“HIDUP ITU UNTUK DINIKMATI”
Inilah ceritaku.............
Maaf sebelumnya, jika dari tulisan ini ada yang merasa tersinggung. Tulisan ini hanyalah sebuah cerita atau Curahan hati dariku diakhir tahun ini.
Masih teringat kuat sampai saat ini dalam benakku tentang kedua sepupuku yang telah tiada. Namanya Clara Pyolin dan Priskila Karisnalova. Mereka meninggal di waktu umur yang masih sangat muda. Sepupuku yang bernama Clara meninggal di usia 10 tahun. Dia meninggal pada tahun 2005 karena penyakit demam berdarah. Sepupu yang bernama Priskila meninggal di usia menjalan 18 tahun. Dia meninggal baru – baru saja yaitu Maret 2015 kemarin karena penyakit tifus.
Aku menulis ini diakhir tahun tanggal 27 Des 2015. Sewaktu aku beristirahat di kasurku yang empuk sambil memandang keluar jendela. Di dalam pikiranku aku pun mulai berpikir “flash-back” terhadap kejadian atau pengalaman yang kualami selama tahun 2015. By the way, aku dapat berpikir begini karena efek “hari – hari menjelang akhir tahun”. Tentunya sebagai umat manusia, aku pun mulai berpikir disepanjang tahun 2015 ini dosa – dosa apa saja yang telah kuperbuat....hihihi. Setidaknya, sebagai umat beragama aku tau, merenungkan, dan akhirnya mempunyai keinginan, doa, serta usaha yang maksimal untuk mengubah sisi gelap kepribadianku menjadi sisi terang di tahun 2016 alias tahun yang baru. Walaupun itu sulit, tetapi setidaknya Tuhan tau bahwa aku sedang berusaha untuk keluar dari sisi hidupku yang kelam.
Saat aku menulis tulisan ini, aku sedang mengalami batuk dan sakit radang tenggorokan. Tiba – tiba aku berpikir, bagaimana jika aku menderita penyakit akut alias parah.....hahaha, mungkin karena efek sakit yang aku rasakan saat itu, tetapi sebenarnya tidak separah itu.
Dari situ aku berpikir, “Bagaimana jika aku mati ?” hehehe...(sorry agak lebay tapi ini fakta khayalanku) itulah yang aku pikirkan. Sambil memandang keluar jendela, awalnya aku teringat akan sepupuku yang bernama Priskila. Dia meninggal sewaktu kelas SMA tepatnya Maret 2015. Ila, sapaan akrabnya, dia meninggal tepat sebelum UAN untuk SMA berlangsung. Aku dan keluargaku begitu sedih ketika tau dia telah tiada. Apalagi teman-temannya. Aku melihat di akun instagram-nya begitu banyak komentar2 yang mereka berikan difoto yang diuploadnya. Banyak dari mereka bilang, “Ila semoga kamu bahagia di sorga”..Banyak juga yang berkomentar, “Ila, kami semua merindukanmu, sekarang kami sudah ikut UAN, dan puji Tuhan kita semuanya lulus, La”.......
Dari komentar – komentar tersebut aku tidak dapat membayangkan kesedihan yang dialami oleh teman – temannya karena kepergiannya...Mungkin saja dari antara teman – temannya itu ada yang tidak sempat melihatnya secara langsung sebelum dia dimakamkan. Aku pun mulai berpikir lagi, bagaimana jika salah satu teman akrabku diinfokan bahwa dia telah tiada, dan karena sekarang kami hidup berbeda kota atau daerah aku tidak sempat menjenguk atau melihat saat – saat terakhir sebelum ia dimakamkan.
Hmmm...tidak mungkin kan keluarganya menunda untuk pemakaman karena menunggu kedatanganku hanya karena aku teman akrabnya...
Sejujurnya aku ingin sekali bilang, “mohon tunda ya pemakamannya, om, tante. (ck..ck..kan gak mungkin banget.. ?? )
Hello, loe siapanya ?? >*<
Hmmm...gue, best friend ny twu...(sahutku)....(ck....ck...bner2 parah tuh kalau sampai gitu).
Bisa juga alasannya gini..Aku adalah teman terdekatnya, kami dekat lebih daripada saudara. Akulah yang lebih tau sisi kepribadiannya dan yang sangat dekat dengannya...ingin rasanya aku menjelaskan seperti itu. Tetapi sudahlah...aku hanya berandai –andai dan tidak mungkin akan merealisasikannya.
Dari situ........aku pun mulai tau dan berpikir bahwa.....
Beginilah kehidupan manusia.........
Ada kelahiran dan ada kematian........
Ada pertemuan dan ada perpisahan......
Ada suka dan ada duka........
Dari itu semua, aku menyadari betapa singkatnya kehidupan manusia di dunia ini. Banyak orang sering bilang, hidup itu untuk dinikmati. Menurutku, hal tersebut memang benar. Tapi, banyak orang yang menyalahgunakan pernyataan tersebut. Sebagian manusia menikmati kehidupan dengan berlaku sesuka hatinya tanpa perduli akan sesuatu yang namanya “dosa”. Sebagian manusia ada juga yang hidupnya sangat mengikuti aturan – aturan dalam agamanya, tetapi sejujurnya orang – orang seperti itu begitu tersiksa karena hal tersebut. Menurutku, kedua hal tersebut bukanlah prinsip hidup yang salah, hanya saja dalam tanda “prinsip hidupnya kurang tepat”.
Hmmm...Menurutku, orang – orang seperti itu adalah mereka yang salah mengartikan alias memaknai kalimat “hidup itu untuk dinikmati”. Menurutku, menikmati hidup itu adalah menjalani hidup dengan mengikuti aturan – aturan sesuai dengan norma agama tanpa membatasi diri untuk melakukan hal – hal yang baik dan berarti didalam hidup ini.
Aku percaya semua yang terjadi didunia ini bukanlah suatu kebetulan. Ini semua adalah bagian dari rencana Tuhan dalam hidup manusia. Jujur, dari kedua sepupuku yang telah tiada, aku pun ingin mulai belajar bagaimana caranya,.....
untuk saling mengasihi dan menghargai antarsesama
Untuk mensyukuri kehidupan ini,
Untuk menghargai adanya kelahiran dan kematian,
Untuk menghargai adanya pertemuan dan perpisahan, suka dan duka,
Dan yang paling terutama adalah menghargai waktu dengan bersama orang – orang yang kucintai dan mencintaiku.
Karena hidup di dunia ini hanya sementara dan hidup itu untuk dinikmati.